Menjadi seorang pemasar saat ini sangatlah sulit. Konsumen memiliki rentetan pilihan di depan mereka, membuat para pemasar harus berjuang keras untuk membangun nilai, menonjol, dan memberikan yang terbaik. Pemasar membutuhkan cara yang cerdik untuk menjangkau dan meningkatkan daya tarik merek, serta menemukan jalan masuk ke keranjang belanja konsumen. Ditambah dengan lanskap media yang berantakan dan kemajuan teknologi yang pesat, merek-merek semakin tertantang untuk merebut pangsa pasar konsumen. Ironisnya, merek-merek tersebut diberi tahu tentang keefektifan rencana media dan kampanye mereka oleh agensi yang membuatnya, yang secara efektif mengalahkan tujuan evaluasi laba atas investasi (ROI) yang independen.
Di tengah persaingan yang ketat dan meningkatnya masalah anggaran, merek ingin mengetahui di mana dan bagaimana cara membelanjakan uang mereka secara efektif. Di situlah pemodelan bauran pemasaran (MMM) dapat membantu. MMM membantu merek mencapai tujuan mereka dengan mempelajari hubungan historis antara pengeluaran pemasaran dan kinerja bisnis. Kerangka kerja MMM membantu pemasar memahami pendorong penjualan dan ROI atas investasi pemasaran mereka. Hal ini menjawab banyak pertanyaan menantang yang dihadapi pemasar, termasuk memprioritaskan dan mengoptimalkan pilihan media, waktu pemaparan, ukuran investasi, dan banyak lagi.
Meskipun setiap merek memiliki dinamika yang unik, ada beberapa prinsip panduan yang berlaku untuk semua merek:
Cermin di Dinding, Siapa yang Memiliki ROI Tertinggi Dari Semua
Merek perlu mengevaluasi ROI saat ini untuk penawaran mereka di seluruh platform media. Mereka harus kreatif dan keluar dari zona nyaman mereka agar dapat menonjol di tengah kekacauan yang ada. Selain itu, media digital adalah bagian penting yang tidak dapat diabaikan. Nielsen telah mengamati bahwa ROI digital dua kali lebih efisien daripada TV, sehingga bagi sebagian besar merek, digital sekarang harus menjadi bagian integral dari rencana media daripada strategi yang terpisah.
Katakan Halo Kepada Halo!
Ketika dua merek portofolio di benak konsumen memiliki keterkaitan, iklan untuk satu merek dapat mendorong hasil untuk merek kembarannya. Hal ini disebut "efek halo". Studi kami menunjukkan bahwa merek yang sudah mapan mendapat manfaat dari efek halo dari media yang mendukung perluasan baru, atau peluncuran sub-merek yang berada di bawah satu payung merek.
Mengoptimalkan Pengeluaran Media - Hal yang Sangat Penting
Hukum hasil yang semakin berkurang ada di mana-mana, termasuk dalam dunia perencanaan media. Penelitian Nielsen di berbagai merek menunjukkan bahwa karena adanya flighting dan pembelian spot, lebih dari dua pertiga dari GRP yang ditayangkan pada minggu tertentu menjadi tidak optimal (terlalu rendah atau terlalu tinggi), yang menunjukkan adanya ruang lingkup yang cukup besar untuk pengoptimalan GRP. Memahami pola flighting akan membantu pemasar mengoptimalkan belanja media mereka.
Kasih Sayang dan Kepedulian yang Lembut Bahkan di Tahun Kedua
Sama seperti bayi yang membutuhkan perawatan bahkan setelah 12 bulan pertama, begitu pula dengan rencana bauran media sebuah merek! Merek perlu memberikan dukungan yang memadai pada tahun kedua peluncuran untuk menghasilkan uji coba tambahan dan memastikan perilaku pembelian berulang. Idealnya, perusahaan harus memandang produk sebagai "baru" selama dua tahun dan mendukungnya dengan dukungan media tambahan.
Teman dari seorang teman
Pengaruh berbagai media terhadap satu sama lain adalah aspek kunci dalam periklanan saat ini. Ada beberapa hubungan yang mendasari di antara berbagai media yang berbeda yang perlu dipahami dan dianalisis untuk mengaitkan penjualan secara akurat dengan kendaraan yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya, unduh laporan lengkapnya (kanan atas).