Pusat Berita > Pusat Berita

belanja iklan digital menyumbang 6% dari total belanja iklan

3 menit dibaca | September 2019

 

Jakarta, 18 September 2019 - Belanja iklan di TV, Media Cetak dan Radio dalam 12 bulan terakhir (Juli 2018 - Juni 2019) mencapai Rp156 Triliun, atau setara dengan kenaikan sebesar dua persen. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai sembilan persen. Meskipun mengalami pertumbuhan yang lambat, TV masih mendominasi dengan pangsa 83%. Tahun ini, belanja iklan di TV tumbuh enam persen, sementara tahun lalu pertumbuhannya mencapai 13%. Angka-angka tersebut berdasarkan Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) yang dirilis hari ini oleh Nielsen Indonesia.

Pada Q3 2018, Nielsen menambahkan Digital dalam pengukuran belanja iklannya, dan sejak saat itu belanja iklan Digital telah menyumbangkan Rp9,3 Triliun. Dengan demikian, secara total, belanja iklan termasuk Digital telah mencapai Rp165 Triliun di mana Digital menyumbang 6% dari total angka tersebut. Demikian menurut temuan Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) yang dirilis hari ini oleh Nielsen Indonesia.

Nielsen Digital Ad Intel memonitor iklan baik dalam format Display maupun Video, di berbagai jenis perangkat seperti laptop, desktop dan mobile. Studi Nielsen Digital Ad Intel menunjukkan bahwa 52% iklan digital ditayangkan dalam bentuk Display dan sisanya dalam bentuk Video (48%).

Layanan Online adalah kategori terbesar yang beriklan di media Digital, diikuti oleh Peralatan & Layanan Komunikasi. Kategori terbesar ketiga adalah Kendaraan Pribadi. Kemudian diikuti oleh kategori Perawatan Rambut dan Susu Cair.

Dari segi merek, 9 dari 10 merek yang beriklan di media Digital berasal dari Layanan Online dan Peralatan & Layanan Komunikasi. Vivo, Samsung dan Tokopedia mendominasi tiga besar, diikuti oleh Hilo Chocolate Banana dan Oppo.

Dari tiga pengiklan terbesar, Samsung adalah merek yang mengalokasikan anggaran untuk iklan Digital paling banyak, yaitu 42%, dengan 444 copyline kreatif. Tokopedia mengalokasikan 36% dari anggaran iklannya di Digital dengan 17.351 copylines kreatif. Sementara itu, Vivo dengan porsi iklan digital sebesar 26% memiliki 334 copylines.

Dalam hal format, Video lebih disukai oleh pemilik merek. Sebanyak 81% iklan Vivo dalam format Video, dan hanya 19% dalam format Display. Sama halnya dengan Vivo, Samsung menempatkan 87% iklannya dalam format Video. Berbeda dengan dua merek sebelumnya, Tokopedia menempatkan lebih banyak keseimbangan dengan 54% dalam format Display dan 46% dalam format Video.

"Seiring dengan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan konsumen di internet - waktu yang dihabiskan meningkat secara signifikan dari sekitar 2,5 jam menjadi lebih dari 3 jam per hari - dalam tiga tahun terakhir, media digital telah dipertimbangkan oleh para pemilik merek sebagai salah satu pilihan penting untuk membelanjakan anggaran iklan mereka." " ujar Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Media. "Sebagai 'pendatang baru', media digital mampu menunjukkan eksistensinya dalam hal belanja iklan, di tengah dominasi TV."

Baca dalam Bahasa Indonesia

PESAN UNTUK PARA JURNALIS DAN EDITOR:

  • Nielsen sangat menyarankan para jurnalis dan editor untuk menyertakan penjelasan singkat mengenai metodologi Nielsen ke dalam artikel, setiap kali merujuk pada data Nielsen sebagai sumber informasi.
  • Untuk menghindari ketidakakuratan dalam menggunakan data Nielsen sebagai referensi, jangan ragu untuk menghubungi pihak di atas untuk mendapatkan klarifikasi.
  • Nielsen memiliki Hak Jawab atas ketidakakuratan penggunaan data Nielsen dalam artikel tersebut.

TENTANG INTEL IKLAN DIGITAL NIELSEN

Informasi belanja iklan diambil dari data Ad Intel yang memantau aktivitas periklanan di Indonesia. Pada tahun 2018, pemantauan iklan mencakup 15 stasiun TV nasional, 98 surat kabar dan 65 majalah dan tabloid, serta 200 situs web. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga paket, dll.

Tentang Nielsen

Nielsen Holdings plc (NYSE: NLSN) adalah perusahaan pengukuran dan analisis data global yang menyediakan pandangan paling lengkap dan tepercaya tentang konsumen dan pasar di seluruh dunia. Pendekatan kami memadukan data milik Nielsen dengan sumber data lain untuk membantu klien di seluruh dunia memahami apa yang terjadi sekarang, apa yang akan terjadi selanjutnya, dan bagaimana cara terbaik untuk menindaklanjuti pengetahuan ini. Selama lebih dari 90 tahun Nielsen telah menyediakan data dan analisis berdasarkan ketelitian ilmiah dan inovasi, terus mengembangkan cara-cara baru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terpenting yang dihadapi oleh media, periklanan, ritel, dan industri barang konsumen yang bergerak cepat.

Sebagai perusahaan yang masuk dalam daftar S&P 500, Nielsen beroperasi di lebih dari 100 negara, mencakup lebih dari 90% populasi dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.nielsen.com.

Kontak

Nielsen Company Indonesia

Mila Lubis

miladinne.lubis@nielsen.com

+62 855 108 2304