Skip to content
News Center >

BELANJA IKLAN NAIK 6% DI KUARTAL KEDUA 2015

4 minute read | Mila Lubis | September 2015

 

Jakarta, 19 Agustus 2015 – Pertumbuhan belanja iklan tahun ini mulai memperlihatkan pergerakan yang positif di kuartal kedua dengan nilai pertumbuhan sebesar 6%, setelah sebelumnya turun 1% di kuartal pertama. Secara keseluruhan, sepanjang semester pertama 2015 total belanja iklan meningkat sebesar 4%. Demikian menurut Nielsen Advertising Information Services.

Pertumbuhan belanja iklan ini merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir. Pada kuartal yang sama tahun lalu, Nielsen mencatat pertumbuhan belanja iklan adalah sebesar 12%, pada 2013 sebesar 25% dan pada 2012 sebesar 22%.

“Dibandingkan dengan tahun 2014 memang terjadi penurunan belanja iklan yang signifikan  pada kuartal kedua, dari 12% menjadi 6%. Kampanye pemilihan presiden menjadi faktor pembeda yang sangat kuat, dimana tahun lalu kampanye politik merupakan pendorong utama pertumbuhan belanja iklan.” tutur Hellen Katherina, Direktur Media, Nielsen Indonesia.

Kontributor utama untuk pertumbuhan belanja iklan masih TV dengan peningkatan sebesar 9%. Peningkatan tersebut lebih didorong karena kenaikan harga iklan (rate card). Rokok Kretek merupakan pengiklan terbesar di televisi dengan total nilai belanja iklan lebih dari Rp2,2 triliun dan mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 49%. Pertumbuhan belanja iklan tertinggi kedua berasal dari kategori Jasa Layanan Online dengan pertumbuhan sebesar 43%; dan kategori produk Susu Pertumbuhan adalah pengiklan dengan pertumbuhan tertinggi ketiga dengan 33%. Dari sisi total nilai belanja iklan, pengiklan terbesar di televisi kedua setelah Rokok Kretek adalah kategori produk Perawatan Rambut yang mencatat total nilai belanja iklan lebih dari Rp2 triliun; disusul oleh kategori produk Kopi dan Teh dengan total nilai belanja iklan lebih dari Rp1,8 triliun.

Sementara itu bila melihat pertumbuhan nilai belanja iklannya, kategori Rokok Kretek adalah yang tertinggi dengan pertumbuhan sebesar lebih dari Rp700 miliar dengan tiga kontributor terbesar Djarum Super Mild, Dji Sam Soe 234 dan Sampoerna A Mild. Pertumbuhan belanja iklan tertinggi kedua berasal dari kategori produk Susu Pertumbuhan dengan nilai sebesar lebih dari Rp360 miliar dengan kontributor terbesar SGM Eksplor 1 Plus, Dancow 1+ Madu dan Lactogen 3. Sedikit dibawahnya adalah kategori Jasa Layanan Online dengan total nilai belanja iklan sebesar lebih dari Rp350 miliar dengan tiga kontributor terbesar Traveloka.com, Tokopedia.com dan Blibli.com.

Belanja iklan di suratkabar masih memperlihatkan penurunan. Kuartal pertama turun 11%, dan di kuartal kedua lebih baik dengan penurunan hanya 4%. Industri properti memperlihatkan pertumbuhan belanja iklan yang positif di suratkabar, yang disumbang oleh kategori Hotel dan Restoran (+15%) dan Real Estate (+12%).

Pertumbuhan Luar Biasa Iklan Jasa Layanan Online di Televisi

Industri e-commerce di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan, salah satunya ditandai dengan adanya peningkatan anggaran yang signifikan untuk beriklan di televisi dari kategori Jasa Layanan Online sejak 2013. Pada semester pertama 2013 belanja iklan Jasa Layanan Online meningkat menjadi 82%, dan pada periode yang sama di 2014 dan 2015 masing-masing meningkat menjadi 85% dan 91%.

Pemain bisnis e-commerce pun secara signifikan bertambah dalam tiga tahun terakhir. Dari 10 pengiklan terbesar di kategori Jasa Layanan Online, di tahun 2011 hanya Tokobagus.com yang beriklan di televisi dan diikuti oleh Berniaga.com di tahun 2012 dan 2013. Di tahun 2014, ada dua tambahan pemain e-commerce yaitu Elevenia.com dan Traveloka.com; dan di paruh pertama 2015 bertambah lagi enam pemain e-commerce yang beriklan di televisi yaitu Tokopedia.com, Blibli.com, Olx.com, Lazada.com, Bukalapak.com dan Trivago.com. yang masuk dalam 10 pengiklan terbesar kategori Jasa Layanan Online

Mengenai hal ini, Hellen menjelaskan, “Fenomena perkembangan e-commerce yang cukup pesat di Indonesia didorong oleh tren konsumen saat ini. Data kami menunjukkan bahwa penetrasi internet naik dari 22% jadi 36% dalam lima tahun ke belakang, kepemilikan smartphone meningkat dari 12% ke 26% dalam tiga tahun terakhir, dan belanja online naik dari 7% ke 12% dalam lima tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa e-commerce memiliki peluang yang sangat besar untuk semakin berkembang ke depannya, dan tentu saja peluang ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaku bisnis e-commerce sehingga mereka tidak ragu berinvestasi untuk beriklan di televisi.”

Pada semester pertama 2015, pengiklan terbesar dari kategori Jasa Layanan Online di televisi adalah Traveloka.com dengan nilai belanja iklan lebih dari Rp370 miliar, disusul oleh Tokopedia.com dengan nilai lebih dari Rp185 miliar dan Blibli.com dengan nilai hampir Rp150 miliar.

Grup media Trans Corp meraih pendapatan tertinggi dari belanja iklan Jasa Layanan Online, dengan total perolehan 29% – hampir sepertiga total pendapatan stasiun televisi nasional dari kategori Jasa Layanan Online – yang disumbangkan oleh Trans7 sebesar 16% dan TransTV sebesar 13% – perolehan yang sama dengan RCTI.

Tentang Advertising Information Services Nielsen

Informasi belanja iklan dikumpulkan dari data Advertising Information Services yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Mencakup  14 stasiun TV nasional dan jaringan, 101 surat kabar dan 133 majalah dan tabloid. Semua angka didasarkan pada rate card gross, tanpa menghitung diskon, promo, dll.

Tentang Nielsen

Nielsen Holdings N.V. (NYSE:NLSN) adalah sebuah perusahaan informasi dan pengukuran global yang menjadi pemimpin pasar dalam informasi pemasaran dan konsumen, televisi dan pengukuran media lainnya, online, pengukuran mobile, pameran perdagangan dan properti terkait. Nielsen beroperasi di sekitar 100 negara, dengan kantor pusat di New York, USA dan Diemen, Belanda. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.nielsen.com.